Jumat, 06 Juni 2014

FOTOGRAFI

0

Fotografi merupakan karya seni yang dibuat dengan mengolah cahaya. Menghasilkan karya foto yang informatif dan memberi nilai rasa/ mood  pada pemirsa, membutuhkan kreatifitas dan rasa estetik dalam melihat cahaya yang menerpa objek pada saat membidiknya. Sember cahaya yang bisa dimanfaatkan adalah cahaya alam (matahari) dan cahaya buatan atau disebut cahaya lampu kilat. Pada pemanfaatan cahaya alam kita akan menjumpai beberapa keadaan yaitu  cahaya sangat cerah (sinar matahari langsung), cerah ( sinar matahari terhalang awan tipis), redup (cuaca mendung) dan cahaya lemah (pada saat matahari tarbit, terbenam, dan malam hari). Pada cahaya buatan juga memiliki karakter dan sifat tersendiri. Dengan kertrampilan penguasaan cahaya semua keadaan bisa dimanfaatkan untuk berkarya fotografi. Dalam mempelajari fotografi kita harus mengetahui bagaimana dan apa saja perangkat yang dibutuhkan.
Para penggemar fotografi akhir-akhir ini memiliki semakin banyak pilihan gear. Jika sebelumnya, telah ada 3 kategori kamera digital, yaitu:
      1.  Kamera kompak / poket: kamera dengan sensor kecil , lensa yang telah menyatu dalam satu system dan kemampuan setting terbatas
      2. Kamera DSLR: kamera dengan sensor besar, keleluasaan setting, dan pilihan berbagai ukuran lensa sesuai kebutuhn (interchangeable lens)
      3. Kamera prosumer: kamera kompak dengan lensa super-zoom dan keleluasaan setting yang hamper setara DSLR 
Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih kamera mirrorless ini?

(     1)    Desain dan interface
Kamera-kamera mirrorless pada umumnya memiliki desain yang kompak dengan sedikit variasi pada dimensi body-nya, namun memiliki berbagai variasi pada tombol-tombol yang berfungsi sebagai interface antara kamera dan user.
Olympus PEN dan Panasonic G merupakan 2 seri yang memiliki cukup banyak tombol interface  (terasa lebih mirip DSLR) sedangkan Sony NEX mengandalkan internal menu dantouchscreen (terasa seperti kamera kompak) .

(   2)    Ukuran sensor
Ukuran sensor kamera mirrorless pada umumnya lebih besar daripada yang dipakai pada kamera kompak, namun pada umumnya lebih kecil daripada DSLR. Ini akan berpengaruh pada kemampuannya memotret dalam kondisi lowlight (highISO). Kamera-kamera dengan sensor yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menekan noise pada kondisilowlight.
Berdasarkan urutan ukuran sensornya Sony NEX, Ricoh GX dan Samsung NX memiliki sensor besar  dengan ukuran APS-C, disusul Olympus PEN dan Panasonic G dengan sensor 4/3, diikuti oleh Nikon 1 dengan sensor CX dan ditutup oleh Pentax Q dengan ukuran sensor 1/2.3” (setara poket dan prosumer)

(3)    Pilihan setting
Kamera-kamera mirrorless memiliki pilihan setting yang setara dengan DSLR entry level hingga enthusiast, dengan bonus berbagai macam art-filter dan olah digital on-board.

(4)    Fitur
Beberapa seri Olympus PEN dan Panasonic G memiliki image stabilizer. Rata-rata kamera mirrorless sudah dilengkapi denganface-detection. Nikon 1 memiliki kemampuan autofocus denganphase-detect maupun contrast-detect.

(5)    Pilihan lensa
Olympus PEN sebagai pelopor keluarga ini memiliki pilihan lensa paling banyak karena dapat menggunakan lensa-lensa dengan mount 4/3 yang digunakan oleh keluarga DSLR Olympus E. Dengan sendirinya, lensa-lensa tersebut dapat digunakan pula oleh Panasonic G. Kamera-kamera mirrorlesslainnya mengandalkan berbagai macam lens adapter untuk dapat menggunakan berbagai lensa. Kombinasi lensa manual jadul dengan body mirrorless dapat diakomodasi dengan menggunakan adapter M42.

(6)    Aksesoris
Aksesoris tambahan pada kamera mirrorless tidaklah sebanyak pada kamera DSLR. Aksesoris yang bias ditambahkan di antaranya adalah flash, GPS, electronic viewfinder. Beberapa jenis kamera mirrorless tidak menyediakan port untuk aksesoris tambahan.

Kombinasi dari dimensi yang kompak, setting yang leluasa, dan kebebasan memilih lensa terdengar sebagai ramuan ideal bagi para fotografer. Apakah ini berarti bahwa era DSLR telah berakhir?
Untuk saat ini, jawabannya adalah “tidak” … atau mungkin“belum”. Setidaknya ada 2 faktor yang masih menjadi penghalang bagi kamera mirrorless, yaitu:

      1. Ukuran sensor yang – pada umumnya – kecil, sehingga foto yang dihasilkan pada kondisi lowlight (high ISO) masih kalah dari DSLR
      2. Keterbatasan fitur dan aksesoris yang masih belum selengkap DSLR

PRUSIKING

0

Prusik (diucapkan "prʌsɪk") adalah halangan gesekan atau simpul yang digunakan untuk meletakkan tali kecil di sekitar loop tali, diterapkan dalam pendakian, canyoneering, mountaineering, caving, penyelamatan tali, dan oleh arborists. Dalam kegiatan di alam biasanya diartikan sebagai sebuah kegiatan menaiki atau memanjat sebuah tali (carmantel) dengan bantuan dua buah tali kecil (prusik) beserta peralatan yang mendukungnya,terserah anda mendeskripsikan prusiking intinya menaiki tali dengan prusik, hehe... Adapun seni dalam prusiking itu bermacam-macam. Dalam perlombaan ada beberapa jarak ketinggian yang di tentukan.

Materi REPLING

0

Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang kebawah dengan bantuan figur dari sebuah ketinggian. Dalam repling juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di bawah atau yang seperti para pak tentara tentara.
ALAT-ALAT KERNMANTEL,WIBING,KARABINER,ANGKA8,KAOS TANGAN,TALI PRUSIK. 

Cara memasang wibing adalah dengan cara :
1.pertama atur terlebih dahulu panjang tali jiwa atau wibing tersebut supaya sama panjangnya
2.kita harus mengikatkan pada pinggang kita
3.selipkan kedua pangkal paha dari depan ke belakang

Cara praktek prusiking [naik pada tebing]adalah :
1.kita harus pasang wibing dengan benar agar keselamatan terjamin
2.pasang tali frusik pada karmantel
3.setelah itu kita harus pasang karabirskru pada weabing dan tali frusik pada bagian atas
4.setelah itu mulailah memanjat dengan cara [1].naikkan tali frusik bagian atas. [2].setelah itu naikkan tali frusik bagian bawah dan injak lalu kita naik ke atas. [3].kita harus melakukan dengan berulang-ulang. jika kita melakukan penurunan kita harus melalui langkah-langkah berikut tetapi agak berbeda dengan cara naik ke atas,weabing tali jiwa di pasang terlebih dahulu kemudian sneep di masukkan ke tali jiwa,angka8 dimasukkan kekernmantel, kemudian di masukkan ke sneep. lalu kita coba setelah ki mau turun posisi badan harus dengan jongkok dan posisi tangan tangan kita yan sebelah kanan berada di belakang sedangkan tangan kiri kita berada di depan lalu kita turun tapi sebelum kita turun haru baca doa terlebih dahulu.. :-)

Kerajaan Holling / Kalingga

0

Diperkirakan   terletak   di   Jawa   Tengah   bagian   utara   (diantara purwaodadi hingga Blora dan
 lasem). Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah berita Cina yang menyebutkan  bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan.  Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa), kalau makan tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja. Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (tuak).

A.   Sumber Sejarah.
  1. Berita catatan Cina (dinasti Tang ), bahwa abad ke 7 M di Jawa Tengah  telah  berdiri  kerajaan  Kaling(Kalingga),  pernah  mengirim utusan ke Cina.
  2. Dalam   catatan   Itsing   (664)   disebutkan   bahwa   pendeta   Cina Hwining    mengunjungi    kerajaan    Holing    dan    berusaha menerjemahkan kitab Budha Hinayana yang dibantu oleh pendeta Budha Yanabadra.
  3. Prasasti belum ditemukan
Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan :
a.  Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat
Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil. Akan tetapi, pada suatu hari ada anggota keluarga istana yang sedang jalan-jalan,menyentuh kantong pundi-pundi dengan kakinya Halini diketahui Ratu Sima. Anggota keluarga istana itu dinilaisalah dan harus diberi hukuman mati. Akan tetapi atas usulpersidangan para menteri, hukuman itu diperingan denganhukuman potong kaki. Kisah ini menunjukkan, begitu tegasdan adilnya Ratu Sima. Ia tidak membedakan antara rakyatdan anggota kerabatnya sendiri.
b.  Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kaling
Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya Buddha. Agama Buddha berkembang pesat.Bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-ning datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga, ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menterjemahkan kitab itu Hwining dibantu oleh seorang pendeta bernama Jnanabadra.
Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak  penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina.


Kerajaan Tarumanegara

0

A.   SUMBER SEJARAH

Kerajaan Tarumanegara diduga terletak di Bogor, Jawa barat yang merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua di Indonesia.

1.  Berita dari Cina
  • Catatan Fa- Hien (414 M), yang mengatakan terdapatnya negara Ye-Po-ti (jawa)
  • Catatan   dinasti   Tang   dan   Sung,   yang   menyebutkan kerajaan  Tolomo  (Taruma)  pernah  mengirimkan  utusan ke Cina
2.Prasasti
Sumber sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapaprasasti yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembanganKerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti.
Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sansekerta.Ketujuh prasasti itu adalah :

1.    Prasasti Ciareteun
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Citarum di dekat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di daerah Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

2.    Prasati Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).

3.    Prasasti Jambu
Prasasti ini ditemukan di perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Dalamprasasti itu diterangkan bahwa Raja Purnawarman itugagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnyatidak dapat ditembus senjata musuh.

4.    Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta.Prasasti ini menerangkan tentang penggalian saluranGomati dan Sungai Candrabhaga. Mengenai namaCandrabhaga, Purbacaraka mengartikan candra = bulan= sasi. Candrabhaga menjadi sasibhaga dan kemudianmenjadi Bhagasasi - bagasi, akhirnya menjadi Bekasi.

5.    Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Bogor.

6.    Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten ditemukan di daerah Bogor.

7.    Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang,Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti inimenerangkan tentang keperwiraan, keagungan, dankeberanian Purnawarman sebagai raja dunia.

B.KEHIDUPAN POLITIK,SOSIAL,EKONOMI DAN BUDAYA KERAJAAN TARUMANEGARA

1.    1.Kehidupan.  Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.
Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan rajatapura atau salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di India yang mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun 612 M.


2.      Kehidupan Sosial
Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu, saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan meindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari.
3.      3.kehidupan Ekonomi
Berdasarkan sumber-sumber sejarah tersebut, baik prasasti maupun berita-berita dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran bahwa kehidupan kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Berdasarkan prasasti Tugu dapat diketahui pencaharian penduduknya, yaitu pertanian dan perdagangan. Bagitu pula berdasarkan berita dari Fa-Hien awal abad ke-5, diketahui bahwa mata pencaharian penduduk kerajaan Tarumanegara adalah pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu, dan perak.
4.      4.Kehidupan budaya

Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, memengaruhi kehidupan budaya kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa-dewi, bahasa dan sastra, mitologi, dan upacara. Mitologi Hindu yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara misalnya prasasti kebon kopi yang memuat dua kaki gajah Airwata, gajah tunggangan Batara Indra itu dijadikan nama gajah perang milik Purnawarman. Bahkan, bendera kerajaan Tarumanegara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah.

KERAJAAN KUTAI

0

A.   SUMBER SEJARAH

Ditemukan prasasti yang dipahatkan pada tiang batu (Yupa) sebanyak 7 buah berhuruf Palawa dan berbahasa Sansekerta, di Kutai.
Letak Kerajaan Kutai adalah di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan muncul pada abad ke V atau sekitar tahun 400 Masehi. Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Peninggalan dari Kutai adalah 7 (tujuh) prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta.
 Semua prasastinya tertulis pada Yupa, yaitu tugu dari batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambatkan hewan yang akan dikorbankan. Dalam Yupa Kutai itu dapat kita ketahui tantang:
a.  Berisi silsilah : Kundungga berputera Aswawarman yang seperti dewa matahari. Acwawarman berputera tiga – seperti api tiga. Dari ketiga putra tersebut, Mulawarman raja yang baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana.
b.  Tempat sedekah : Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana di tempat tanah yang sangat suci “Waprakecvara”.
c.  Macam-macam sedekah yang lain seperti : wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain.

B.KEHIDUPAN EKONOMI,POLITIK,SOAIAL,BUDAYA KERAJAAN KUTAI
1.Kehidupan ekonomi

Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.berarti peternakan maju, begitupun dalam bidang pertanian, karena Kutai terletak di tepi sungai. Dengan demikian Kutai merupakan kerajaan yang makmur. Namun perlu dicatat bahwa Kutai ini luput dari perhatian Cina.






2.Kehidupan Politik

Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.
Dan dalam prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti. Hal itu karena pada saat itu Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri dinasti Hindu.
Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Raja Mulawarman disebut sebagai raja yang terbesar di Kutai, sebab menaklukkan raja-raja  sekitarnya.

      3.Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :
Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur. Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Segi sosial,lainnnya masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India. Keluarga Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma,yaitu upacara penghinduan atau pemberkatanseseorang yang masuk hindu., yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.

       4.Kehidupan budaya
  Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.Menjunjung tinggi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.

Peninggalan budaya berupa 7 buah yupa

Hipotesa/Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia

0

Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.

Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Sebenarnya ada beberapa teori yang diajukan oleh para ahli mengenai siapa sebenarnya yang membawa agama Hindu dan Budha di Indonesia, berikut adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama hindu dan budha di indonesia
1. Hipotesa Waisya
Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin musim. Apabila angin musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

2. Hipotesa Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:
a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
b., Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L.Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

3. Hipotesis,Brahmana

Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.

4. Hipotesa Indonesia Aktif

Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Setelah tiba di Indonesia mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain. Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik.




Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu budha di Indonesia

0

AGAMA HINDU
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:
  1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
  2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
  3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
  4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:
  1. Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
  2. Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
  1. Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
  2. Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
  3. Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
  1. Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.
  2. Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
  3. Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
  4. Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.


Agama Budha

Pada awalnya, Budha bukan merupakan sebuah agama, tetapi hanya merupakan suatu paham (aliran) dalam agama Hindu yang disebut Budhisme. Ajaran Budhisme muncul sebagai protes terhadap sistem perbedaan kasta, terutama terhadapn kasta Brahmana yang dianggap terlalu banyak mempunyai hak-hak istimewa, dan kasta-kasta lain yang dianggap terlalu membedakan kedudukan seseorang.

Paham Budhisme dikembangkan oleh Sidharta Budha Gautama, seorang putra raja Sudhodana dari kerajaan Kapilawastu, yang termasuk suku bangsa Sakya. Yang kemudian ajarannya berkembang menjadi agama Budha.

Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
  1. Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.
  2. Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
  3. Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:
  1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
  2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
  3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
  1. Pandangan yang benar.
  2. Niat yang benar.
  3. Perkataan yang benar.
  4. Perbuatan yang benar.
  5. Penghidupan yang benar.
  6. Usaha yang benar.
  7. Perhatian yang benar.
  8. Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
  1. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
  2. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu:
  1. Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
  2. Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
  3. Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
  4. Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.

Hasil Budaya Masyarakat Indonesia Zaman Praksara

0

1.Masyarakat praksara masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Peninggalan-peninggalan masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan, alat-alat kehidupannya yang digunakan masih sangat sederhana, di antaranya:
1.    Kapak Genggam
Yaitu alat serupa kapak yang terbuat dari batu tetapi tidak bertangkai. Cara pembuatan kapak ini masih kasar dan belum diasah. Kapak ini banyak ditemukan di daerah Pacitan ( Jawa Timur ) kartena itu disebut juga buday Pacitan. Kpak genggam ini juga biasanya disebut juga alat penetak ( Chopper )

2.    Alat-alat dari tulang dan Tanduk
Alat ini berfungsi sebagai alat penusuk ( Belati ) pengorek/ penyongkel,dan ada juga yang digunakan sebagai tumbak. Alat-alat ini banyak ditemukan di daerag Ngandong, dekat Ngawi Madiun , karena  itu disebut juga Kebudayaan Ngandong.

3.    Flakes
Merupakan alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil. Flakes ini banyak ditemukan di sekitar  Sangiran

4.    Kapak Sumatera
Kapak ini bentuknya sama dengan kapak genggam. Kapak ini terbuat dari batau kali yang dipecah atau dipatahkan. Karenaa kapak ini banyak ditemukan di daerah Sumatera maka disebut juga kapak sumatera sedangkan nama ilmiahnya disebut Pebbles

2,Hasil Kebudayaan masyarakat Masa Bercocok Tanam

Pada masa ini alat-alat kehidupannnya yang digunakan  jauh lebih maju dibandingkan dengan masa sebelumnya. Adapun alat –alat kehidupannnya di antaranya:
1.    Yang berasal dari zaman Mesolithikum
a.    Pebble , Alat ini mirip kapak genggam, karena dipakainya dengan cara menggenggamnya. Kpak ini disebut juga kapak Sumatera, karena banyak ditemukan di sumatera dan pendukungnya Papua Melanisoide dengan cirri-ciri, kulit hitam,rambut kriting,badab kekar dan hidung pesek.
b.    Lukisan pada dinding Gua, alat servih, alat dari tulang, pendukungnya Papua Melanisoide. Berdasrtkan kesimpulan dari Mme Madelaine Colani asal Perancis , Kebudayaan mesolithikum Indonesia dan Asia tenggara berasal dari Vietnam Selatan yakni Bacson Hoabin.
2.    Yang Berasal dari Zaman Neolithikum
a.    Kapak Persegi / Beliung Persegi, alat ini merupakan budaya pemandu untuk masa bercocok tanam di wilayah Indonesia vbagian Barat. Yang kemudian dijadikan cirri khas budaya seluruh Indonesia. Alat ini digunakan untuk upacara, banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kapak yang digunakan di Kalimantan dan Sulawesi utara berbeda karena pangkalannya diberi takik, dan yang ditemukan diminahasa  disebut kapak bahu, juga ditemukan di Jepang, Taiwan dan Philipina
b.    Kapak Lonjong, kapak ini terbuat dari semi permata dan indah, dipergunakan untuk pelenghkap upacara ditemukan di Maluku Irian  Jaya, Philipna, Cina dan pendukungny Papua Melanisoide.
c.    Gerabah, gerabah ini teknik pembuatannya masih sangat sederhana yakni dikerjakandengan tangan, daerah penemuannnya antara lain Kedenglembu/ Banyuwangi, Kelapadua/ Bogor, serpong/ Tangerang kalumpang dan Minanga sapakka/ Sulawesi Tengah. Gerabagh ini  semacam  alat untuk meyimpan  air yang terbuat dari tanah liat yang dibakar
d.    Perhiasan, berupa gelang, kalung dan anting-anting dari batu, perhiasan ini umumnya banyak ditemukan di Jaw Barat dan Jawa Tengah Bahan yang digunakan adalah abatu aaaagat, kalsedon, dan jaspis yang warnanya kuning,merah coklat dan hijau. Dan ada juga dari tanah  liatyang dibakar yang disebut Terrakotta.
e.    Alat-alat dan bangunan batu Besar/ Megalithikum
a.    Dolmen, adalah bangunan megalith berupa peti mayat. Kecuali sebagai peti mayat, dolmen juga digunakan sebagai meja tempat meletakan sesaji.
b.    Menhir, adalah bangunan megalit berupa tugu dari batu tegak yang didirikan untuk upacara penghormatan kepad roh nenek moyang. Banguan Menhir ini didirikan umumnya dekat dengan dolmen dan peti kubur
c.    Peti Kubur, adalah banguan megalith berupa peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar, banyak ditemukan di daerah kuningan  Jawa Barat. Kubur batu ini terbuat dari lempengan papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat
d.    Waruga, kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang terbuat dari  batu utuh banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
e.    Sarkopagus , adalah bangunan berupa peti mayat terbuat dari batu bentuknya menyerupai lesung terbuat dari batu utuh yang diberi penutup. Banyak ditemukan di daerah Bali.
f.     Punden Berundak, bangunan berupa susunan batu bertingkat tingkat sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Banyak ditemukan di daerah Lebak, Sibeduk, bantemn selatan. Kebudayaan batu besar sampai saat ini  di Indonesia masih banyak dijumpai di pulau Nias, Sumba dan Plores.

3.Hasil Kebudayaan masyarakat  Perundagian/ Mengolah Logam
                    Pembuatan alat-alat perunggu / logam dilakukan dengan dua cara yaitu;
1.    Teknik Bivolve, yaitu dengan cara menggunakan cetakan-cetakan  batu yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Cetakan ini terdiri dari dua bagian yang diikat , cetakan ini biasanya dipergunakan untuk membaut benda-benda besar. Ke dalam rongga tersebu dimasukan perunggu cair apabila sudah dingin baru cetakan tersut dibuka.Alat ini ditemukan di Bali yaitu cetakan Nekara diPejeng.
2.    Teknik A cire perdue, yaitu dengan membuat model dari lilin, lilin dibungkus dengan tanah liat dan dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat maka terjadilah benda dari tanah liat yang berongga . ke dalam rongga itu dimasukan perunggu cair. Cetakan ini hanya dipakai satu kali dan dipergunakan untuk membuat benda-benda kecil misalny arca.
Zaman logam di bagi menjadi 3 zaman,  yakni,
a.    Zaman Tembaga
Pada masa ini manusia sudah bisa mengolah logam embaga yang sesuai dengan bentuk-bentuk peralatan yang dibutuhkannya, seperti periuk, belanga dsb.
b.    Zaman Perunggu
Pada masa ini manusia sudah mampu membuat peralatan dari perunggu. Perunggu merupakan logam campuran antara tembaga denga  timah
c.    Zaman Besi Pada masa ini alat-alat sudah meningkat lagi di samping dibuat dari tembaga dan perunggu banyak sudah yang terbuat dari besi, Manusia telah dapat melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti mata kampak, mata pisau, tombak, cangkul dsb.

Hasil kebudayaan perunggu di antaranya:
1.    Nekara Perunggu
Nekara adalah semacam genderang yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup, jadi kira-kira sama dengan dangdang yang ditelungkupkan. Nekara yangditemukan di Indonesia ada yang besar ada yang kecil. Nekara yang ditemukan di Pejeng, Balui adalah ukuran besar bergaris tengah 160 cm dan tinggi 186 cm. Benda ini disimpan di pura Panataransasis, Gianjar Bali. Sangat dipuja masyarakat. Dianggap suci hanya digunakan pada waktu upacara yaitu dengan ditabuh untuk memanggil arwah nenek moyang. Nekara Perunggu banyak ditemukan di sumatera, Jawa dan Bali, Pulau
Sangean dekat Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kepulauan

Kei.Di Alor terdapat pula nekara tetapi lebih kecil dan ramping, disebut moko. Dengan ditemukannya cetakan nekara dari batu di desa Manuaba , Bali maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua nekara berasal dari luar Indonesia.
2.    Kapak Corong
Kapak corong bentuk bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagian tangkainya berbentuk corong , maka kapak ini disebut kapak corong atau kapak sepatu. Bamyak ditemukan di di Sumatera Selatan, Jawa, Bali,Sulawesi Tengah dan Selatan Pulau Selayar dan Irian dekat danau Sentani. Kapak corong yang memiliki panjang satu sisi disebut Candrasa, bentuknya sangat indah dan penuh hiasan. Fungsinya sebagai tanda kebesaran dan alat upacara keagamaan.

3.    Bejana Perunggu
Banyak ditemukan di Danau Kerinci dan madura bentuknya seperti periuk tetapi langsung dan gepeng. Keduanya memunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J. Bejana ini juga ditemukan di Pnm Penh ,Kamboja. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan logam Indonesia  memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan Asia yang berpusat di Dongson. Itulah sebabnya, zaman perunggu di Indonesia ini lebih dikenal dengan nama Kebudayaan Dongson
4.    Arca-Arca Perunggu
Arca yang ditemukan menggambarkan orang yang sedang menari naik kuda dan ada yang sedang memegang panah, binatang antara kuda dan kerbau bentuknya kecil-kecil ukuran 5 -15 cm ditemukan di Bangkinang, Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang
5.    Perhiasan Perunggu
Seperti gelang, binggel/ gelang kaki, anting-anting, kalung dan cincin ditemukan di Bogor, Bali. Dan Malang.Banyak perhioasan ditemukan sebagai bekal kubur.