A. Sumber
Sejarah
Dari sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi kerajaan Majapahit diperkirakan terdapat di Trowulan Mojokerto JawaTimur. Raja-raja yang memerintah, Raden Wijaya sebagai pendiri, Jayanegara, Tribuana Tungga Dewi, Hayam Wuruk (mencapai Puncak Kejayaan), Kusuma Wardani/Wikrama
Wardana, Suhita ( terjadi perang Paregreg dengan Bre Wirabumi) sehingga majapahit mengalami kemunduran, Kertawijaya, Rajasawardhana, Purwawisesa dansinghawikramawardhana. Keruntuhan Majapahit ditandai dengan candrasangkala Sirno Ilang Kertaning Bumi. (1400 C).
- Sumber-sumber sejarah Majapahit yaitu:
a.
Prasasti Buta (1294 M, prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah
ia naik tahta. Prasasti ini memuat peristiwa-peristiwa keruntuhan Kerajaan
Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan)
b. Prasasti
Kudadu (1294 M, mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit
yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang
setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana
Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi
hadiah tanah sima)
b. Kitab Negarakertagama
c. Kitab Pararaton
d. Buku-buku
kidung, misal: Kidung Ronggolawe, Kidung Sundayana, Kidung Harsawijaya,
Kidung Panji Wijaya Krama
e. Prasasti-prasasti yang merupakan peninggalan raja
Majapahit
f.
Berita-berita Cina, misal kitab Ying Yai Sheng Lan. Karangan Ma Huan dan
catatan-catatan dalam tambo dinasti Ming.
Dari sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi
kerajaan Majapahit diperkirakan terdapat di Trowulan Mojokerto JawaTimur.
Raja-raja yang memerintah, Raden Wijaya sebagai pendiri, Jayanegara, Tribuana
Tungga Dewi, Hayam Wuruk (mencapai Puncak
Kejayaan), Kusuma Wardani/Wikrama Wardana,
Suhita ( terjadi perang Paregreg dengan
Bre Wirabumi) sehingga majapahit
mengalami kemunduran, Kertawijaya,
Rajasawardhana, Purwawisesa dansinghawikramawardhana. Keruntuhan
Majapahit ditandai dengan candrasangkala Sirno
Ilang Kertaning Bumi. (1400 C).
B.Berdirinya
Majapahit
Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya
bersama-sama pengikutnya lari karena dikejar tentara Kediri. Sampai di desa
Kudadu mendapat bantuan dari kepala desa di Kudadu, kemudian melanjutkan
perjalanan ke Madura minta perlindungan kepada Aria Wiraraja. Raden Wijaya
disuruh pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta
daerah di hutan Tarik. Di Tarik tersebut Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang
kemudian kita kenal dengan kerajaan Majapahit
Raja-raja yang memerintah di Majapahit
a. Raja pertama Raden Wijaya, bergelar
Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Beliau menikah dengan ke empat puteri
Kertanegara yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi
Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden
Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak
terjadi perebutan kekuasaan.
b. Setelah Raden Wijaya meninggal,
tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309. Beliau
merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi pemberontakan. Beberapa
pemberontakan yang terjadi yaitu:
1). Pemberontakan Ronggolawe dapat diatasi
2).
Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan.
3).
Pemberontakan Nambi, dapat diatasi
4). Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat
diatasi berkat jasa Gajah Mada dan
jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai
Patih Kahuripan. Pada tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.
c.
Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M) Karena Jayanegara tidak mempunyai
putra, tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayatri. Karena Gayatri memilih menjadi
Biksuni, maka Tribuwanatunggadewi putrinya ditunjuk sebagai wakil dan diangkat
menjadi raja ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Di bawah
pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, tapi semuanya dapat
diatasi oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit.
Pada saat upacara pelantikan Gajah
Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang
terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah
Mada tidak akan makan Palapa (arti palapa mungkin semacam rempah-rempah), tidak
akan bersenang-senang/istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu
dibawah kekuasaan Majapahit.( SUMPAH PALAPA ,Pada saat diangkat
sebagai Mahapatih Gajah Mada bersumpahbahwa ia tidak akan beristirahat (amukti
palapa) jika belumdapat menyatukan seluruh Nusantara. Sumpah itu
kemudiandikenal dengan Sumpah Palapa sebagai berikut :”“Lamun huwus kalah
Nusantara isun amukti palapa, amunkalah ring Gurun, ring seran, Tanjungpura,
ring Haru, ringPahang, Dompo,ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samanisun
amukti palapa”.
Artinya
“Setelah tunduk Nusantara, saya akan beristirahat; Sesudah kalah Gurun
seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
barulah saya akan beristirahat”
Tahun 1350 Gayatri wafat, maka
Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil ibunya segera turun tahta, menyerahkan
tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk.
d.
Hayam Wuruk (1350-1389 M) Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk ini,
Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang diucapkan lewat
Sumpah Palapa, disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat tercapai.
Wilayah Majapahit, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka
Majapahit disebut sebagai Negara Maritim Nasional II.
Selama pemerintahan Hayam Wuruk
terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357, perjalanan
suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk
memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362.
Dalam bidang ekonomi, Majapahit
sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang
diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan
negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam.
a) Hasil
sastra jaman Majapahit antara lain:
b) Kitab
Negarakertagama karangan Prapanca
c) Kitab Sutasoma karangan Tantular .
Terdapat
Kitab “Kutaramanawa” yang berisi tentang aturan hukum di Majapahit. Sepeninggal
Hayam Wuruk dan Gajah Mada Majapahit mengalami kemunduran. Pengganti Hayam
Wuruk adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani.
e. Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M)
Pada masa
pemerintahannya terjadi perang saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang
Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Setelah Kusumawardhani
berturut-turut adalah:
1). Dewi Suhita (1429-1447 M)
2). Bhre Tumapel (1447-1451 M)
3). Bhre Kahuripan (1451-1453 M)
4). Purwawisesa (1457-1467 M)
5). Pandan Salas (1467-1478 M)
Berakhirnya pemerintahan Pandanalas, diganti dengan
pemerintahan Giridrawardhana. Kerajaan Majapahit mulai mundur dan akhirnya
runtuh, disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Faktor
Politik (dalam dan luar negeri).
Tidak adanya negarawan yang tangguh yang dapat
mempertahankan kesatuan wilayah yang sangat luas, sepeninggal Hayam Wuruk dan
Gajah Mada. disamping itu, Perang saudara yang berlarut-larut antara Wirakrama
Wardhana dan Bhre Wirabhumi (perang paregrek) memperlemah Majapahit.
b. Faktor
Ekonomi
Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan
bandar-bandar, setelah ada ekspedisi
Cina, bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar
lebih demokratis, berusaha melepaskan diri dari Majapahit.
c. Faktor Agama
Perbedaan ideologi. Penyebaran Islam di Asia
Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih dulu terpengaruh adalah bandar,
maka bandar beragama Islam, Majapahit masih Hindu. Bandar-bandar menentang
Majapahit. Ada pula pendapat yang mengatakan adanya serangan dari Demak. Dalam
serat Kondo dan Babad Tanah Jawi runtuhnya Majapahit ditandai dengan candra
sangkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi : 1400 C = 1478 M.
C.Kehidupan
Sosial Kerajaan Majapahit
Pola tata
masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata) yang
perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta
seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat
teoritis dalam literatur istana.
1. Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat,
yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
Namun terdapat pula golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu
Candala, Mleccha, dan Tuccha, yang merupakan golongan terbawah dari lapisan
masyarakat Majapahit.
2. Brahmana
(kaum pendeta) mempunyai kewajiban menjalankan enam dharma, yaitu
mengajar, belajar, melakukan persajian
untuk diri sendiri dan orang lain, membagi dan menerima derma (sedekah) untuk mencapai
kesempurnaan hidup dan bersatu dengan Brahman (Tuhan).
3. Dari
aspek kedudukan kaum wanita dalam masyarakat Majapahit, mereka mempunyai status
yang lebih rendah dari para lelaki. Hal ini terlihat pada kewajiban mereka
untuk melayani dan menyenangkan hati para suami mereka saja. Wanita tidak boleh
ikut campur dalam urusan apapun, selain mengurusi dapur rumah tangga mereka.
Dalam undang-undang Majapahit pun para wanita yang sudah menikah tidak boleh
bercakap-cakap dengan lelaki lain, dan sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk
menghindari pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita.
D.Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit
Hubungan persahabatan yang dijalin
dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian terutama
dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas
pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan.
Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi,
intan, ikan, cengkeh, pala,kapas,dan kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting. Sebagai kerajaan produsen, Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Banyaknya daerah subur tersebut menjadikan kerajaan Majapahit menjadi produsen barang dagangan. Sementara itu sebagai kerajaan perantara, Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting. Sebagai kerajaan produsen, Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Banyaknya daerah subur tersebut menjadikan kerajaan Majapahit menjadi produsen barang dagangan. Sementara itu sebagai kerajaan perantara, Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya
D.Kehidupan
Budaya Kerajaan Majapahit
Bukti-bukti perkembangan kebudayaan
di Kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut.
Candi
Antara lain Candi Panataran
(Blitar), Candi Tegalwangi dan Surawana (Pare, Kediri), Candi Sawentar
(Blitar), Candi Sumberjati (blitar), Candi Tikus (Trowulan), dan
bangunan-bangunan purba lainnya yang terdapat di daerah Trowulan.
Sastra
Hasil sastra zaman Majapahit awal di
antaranya:
a. Kitab Negarakertagama, karangan Mpu
Prapanca (tahun 1365).
b. Kitab Sutasoma, karangan Mpu
Tantular.
c. Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu
Tantular.
d. Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui
pengarangnya.
e. Kitab Parthayajna, tidak diketahui
pengarangnya.
0 komentar:
Posting Komentar