Jumat, 06 Juni 2014

Hasil Budaya Masyarakat Indonesia Zaman Praksara

0

1.Masyarakat praksara masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Peninggalan-peninggalan masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan, alat-alat kehidupannya yang digunakan masih sangat sederhana, di antaranya:
1.    Kapak Genggam
Yaitu alat serupa kapak yang terbuat dari batu tetapi tidak bertangkai. Cara pembuatan kapak ini masih kasar dan belum diasah. Kapak ini banyak ditemukan di daerah Pacitan ( Jawa Timur ) kartena itu disebut juga buday Pacitan. Kpak genggam ini juga biasanya disebut juga alat penetak ( Chopper )

2.    Alat-alat dari tulang dan Tanduk
Alat ini berfungsi sebagai alat penusuk ( Belati ) pengorek/ penyongkel,dan ada juga yang digunakan sebagai tumbak. Alat-alat ini banyak ditemukan di daerag Ngandong, dekat Ngawi Madiun , karena  itu disebut juga Kebudayaan Ngandong.

3.    Flakes
Merupakan alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil. Flakes ini banyak ditemukan di sekitar  Sangiran

4.    Kapak Sumatera
Kapak ini bentuknya sama dengan kapak genggam. Kapak ini terbuat dari batau kali yang dipecah atau dipatahkan. Karenaa kapak ini banyak ditemukan di daerah Sumatera maka disebut juga kapak sumatera sedangkan nama ilmiahnya disebut Pebbles

2,Hasil Kebudayaan masyarakat Masa Bercocok Tanam

Pada masa ini alat-alat kehidupannnya yang digunakan  jauh lebih maju dibandingkan dengan masa sebelumnya. Adapun alat –alat kehidupannnya di antaranya:
1.    Yang berasal dari zaman Mesolithikum
a.    Pebble , Alat ini mirip kapak genggam, karena dipakainya dengan cara menggenggamnya. Kpak ini disebut juga kapak Sumatera, karena banyak ditemukan di sumatera dan pendukungnya Papua Melanisoide dengan cirri-ciri, kulit hitam,rambut kriting,badab kekar dan hidung pesek.
b.    Lukisan pada dinding Gua, alat servih, alat dari tulang, pendukungnya Papua Melanisoide. Berdasrtkan kesimpulan dari Mme Madelaine Colani asal Perancis , Kebudayaan mesolithikum Indonesia dan Asia tenggara berasal dari Vietnam Selatan yakni Bacson Hoabin.
2.    Yang Berasal dari Zaman Neolithikum
a.    Kapak Persegi / Beliung Persegi, alat ini merupakan budaya pemandu untuk masa bercocok tanam di wilayah Indonesia vbagian Barat. Yang kemudian dijadikan cirri khas budaya seluruh Indonesia. Alat ini digunakan untuk upacara, banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kapak yang digunakan di Kalimantan dan Sulawesi utara berbeda karena pangkalannya diberi takik, dan yang ditemukan diminahasa  disebut kapak bahu, juga ditemukan di Jepang, Taiwan dan Philipina
b.    Kapak Lonjong, kapak ini terbuat dari semi permata dan indah, dipergunakan untuk pelenghkap upacara ditemukan di Maluku Irian  Jaya, Philipna, Cina dan pendukungny Papua Melanisoide.
c.    Gerabah, gerabah ini teknik pembuatannya masih sangat sederhana yakni dikerjakandengan tangan, daerah penemuannnya antara lain Kedenglembu/ Banyuwangi, Kelapadua/ Bogor, serpong/ Tangerang kalumpang dan Minanga sapakka/ Sulawesi Tengah. Gerabagh ini  semacam  alat untuk meyimpan  air yang terbuat dari tanah liat yang dibakar
d.    Perhiasan, berupa gelang, kalung dan anting-anting dari batu, perhiasan ini umumnya banyak ditemukan di Jaw Barat dan Jawa Tengah Bahan yang digunakan adalah abatu aaaagat, kalsedon, dan jaspis yang warnanya kuning,merah coklat dan hijau. Dan ada juga dari tanah  liatyang dibakar yang disebut Terrakotta.
e.    Alat-alat dan bangunan batu Besar/ Megalithikum
a.    Dolmen, adalah bangunan megalith berupa peti mayat. Kecuali sebagai peti mayat, dolmen juga digunakan sebagai meja tempat meletakan sesaji.
b.    Menhir, adalah bangunan megalit berupa tugu dari batu tegak yang didirikan untuk upacara penghormatan kepad roh nenek moyang. Banguan Menhir ini didirikan umumnya dekat dengan dolmen dan peti kubur
c.    Peti Kubur, adalah banguan megalith berupa peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar, banyak ditemukan di daerah kuningan  Jawa Barat. Kubur batu ini terbuat dari lempengan papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat
d.    Waruga, kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang terbuat dari  batu utuh banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
e.    Sarkopagus , adalah bangunan berupa peti mayat terbuat dari batu bentuknya menyerupai lesung terbuat dari batu utuh yang diberi penutup. Banyak ditemukan di daerah Bali.
f.     Punden Berundak, bangunan berupa susunan batu bertingkat tingkat sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Banyak ditemukan di daerah Lebak, Sibeduk, bantemn selatan. Kebudayaan batu besar sampai saat ini  di Indonesia masih banyak dijumpai di pulau Nias, Sumba dan Plores.

3.Hasil Kebudayaan masyarakat  Perundagian/ Mengolah Logam
                    Pembuatan alat-alat perunggu / logam dilakukan dengan dua cara yaitu;
1.    Teknik Bivolve, yaitu dengan cara menggunakan cetakan-cetakan  batu yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Cetakan ini terdiri dari dua bagian yang diikat , cetakan ini biasanya dipergunakan untuk membaut benda-benda besar. Ke dalam rongga tersebu dimasukan perunggu cair apabila sudah dingin baru cetakan tersut dibuka.Alat ini ditemukan di Bali yaitu cetakan Nekara diPejeng.
2.    Teknik A cire perdue, yaitu dengan membuat model dari lilin, lilin dibungkus dengan tanah liat dan dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat maka terjadilah benda dari tanah liat yang berongga . ke dalam rongga itu dimasukan perunggu cair. Cetakan ini hanya dipakai satu kali dan dipergunakan untuk membuat benda-benda kecil misalny arca.
Zaman logam di bagi menjadi 3 zaman,  yakni,
a.    Zaman Tembaga
Pada masa ini manusia sudah bisa mengolah logam embaga yang sesuai dengan bentuk-bentuk peralatan yang dibutuhkannya, seperti periuk, belanga dsb.
b.    Zaman Perunggu
Pada masa ini manusia sudah mampu membuat peralatan dari perunggu. Perunggu merupakan logam campuran antara tembaga denga  timah
c.    Zaman Besi Pada masa ini alat-alat sudah meningkat lagi di samping dibuat dari tembaga dan perunggu banyak sudah yang terbuat dari besi, Manusia telah dapat melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti mata kampak, mata pisau, tombak, cangkul dsb.

Hasil kebudayaan perunggu di antaranya:
1.    Nekara Perunggu
Nekara adalah semacam genderang yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup, jadi kira-kira sama dengan dangdang yang ditelungkupkan. Nekara yangditemukan di Indonesia ada yang besar ada yang kecil. Nekara yang ditemukan di Pejeng, Balui adalah ukuran besar bergaris tengah 160 cm dan tinggi 186 cm. Benda ini disimpan di pura Panataransasis, Gianjar Bali. Sangat dipuja masyarakat. Dianggap suci hanya digunakan pada waktu upacara yaitu dengan ditabuh untuk memanggil arwah nenek moyang. Nekara Perunggu banyak ditemukan di sumatera, Jawa dan Bali, Pulau
Sangean dekat Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kepulauan

Kei.Di Alor terdapat pula nekara tetapi lebih kecil dan ramping, disebut moko. Dengan ditemukannya cetakan nekara dari batu di desa Manuaba , Bali maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua nekara berasal dari luar Indonesia.
2.    Kapak Corong
Kapak corong bentuk bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagian tangkainya berbentuk corong , maka kapak ini disebut kapak corong atau kapak sepatu. Bamyak ditemukan di di Sumatera Selatan, Jawa, Bali,Sulawesi Tengah dan Selatan Pulau Selayar dan Irian dekat danau Sentani. Kapak corong yang memiliki panjang satu sisi disebut Candrasa, bentuknya sangat indah dan penuh hiasan. Fungsinya sebagai tanda kebesaran dan alat upacara keagamaan.

3.    Bejana Perunggu
Banyak ditemukan di Danau Kerinci dan madura bentuknya seperti periuk tetapi langsung dan gepeng. Keduanya memunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J. Bejana ini juga ditemukan di Pnm Penh ,Kamboja. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan logam Indonesia  memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan Asia yang berpusat di Dongson. Itulah sebabnya, zaman perunggu di Indonesia ini lebih dikenal dengan nama Kebudayaan Dongson
4.    Arca-Arca Perunggu
Arca yang ditemukan menggambarkan orang yang sedang menari naik kuda dan ada yang sedang memegang panah, binatang antara kuda dan kerbau bentuknya kecil-kecil ukuran 5 -15 cm ditemukan di Bangkinang, Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang
5.    Perhiasan Perunggu
Seperti gelang, binggel/ gelang kaki, anting-anting, kalung dan cincin ditemukan di Bogor, Bali. Dan Malang.Banyak perhioasan ditemukan sebagai bekal kubur.


0 komentar:

Posting Komentar