Kerajaan singosari
Singosari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini berada di sebelah utara Kota Malang, kecamatan ini dilintasi jalur utama Surabaya-Malang dan
termasuk sebagai daerah titik macet terparah di Malang. Terletak pada
ketinggian 400-700 meter dpl, Singosari beriklim sejuk. Daerah yang lebih
tinggi berada di sebelah barat di kaki Gunung Arjuno dimana sebagian besar wilayahnya diperuntukkan bagi
perkebunan (kopi), kehutanan (mahoni) dan peternakan (ayam) sehingga populasi penduduknya
jarang.
Sejarah
Nama Singosari berasal
dari Singhasari, sebuah kerajaan besar pada abad ke 10 yang
ibukotanya berada di wilayah kecamatan ini dengan rajanya yang terkenal
bernama Kertanegara. Keturunan dari
Kertanegara adalah Wijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit. Salah satu peninggalan
kerajaan tersebut yang kini menjadi salah satu tempat wisata andalan
adalah Candi Singosari dan sepasang patung Dwarapala yang merupakan patung
terbesar di Indonesia, menurut penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala
merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat ini tidak
ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari. Selain itu juga
terdapat sebuah candi Budha atau tepatnya stupa di desa Sumberawan
dan diberi nama sesuai nama desa itu yaitu Candi Sumberawan. Candi Sumberawan sering
dipakai umat Budha sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak di Kabupaten Malang.
Berbeda dengan masa lalu
Singosari yang agung. Kini kota ini menjadi kota kecil, kumuh, macet, dan
terabaikan hanya sebagai jalan lalu lintas jalur Malang-Surabaya.
Keadaan Alam
Keindahan alam Singosari
tidak ada duanya dikecamatan lain, Gunung Arjuna yang menjulang tinggi
memperlihatkan keelokanannya dimata turis. Gunung Arjuna adalah gunung
tertinggi ke-3 di Jawa. Singosari dengan ketinggian 400m dpl terpengaruh
ketinggian dari Gunung Arjuna. Suhu rata-rata Singosari adalah 17-27 derajat
celcius. Cukup sejuk untuk kawasan di Indonesia. Selain itu dikaki Gunung
Arjuna tepatnya di desa Sumberawan adalah desa wisata dengan adanya sebuah
candi/stupa ditengah-tengah hutan pinus yang asri, disampingnya juga terdapat
sumber air yang jernih. Jalur menuju kesana juga tidak sulit, jika dari arah
Singosari anda cukup menuju candi Singosari lalu naik ojek disekitar candi
untuk minta diantarkan ke desa Sumberawan.
Sejarah
Kerajaan Singosari
Nama
kerajaan Singosari tentu bukan sesuatu yang asing bagi Anda karena Singosari
sangat identik dengan Ken Arok dan banyak cerita dan lakon drama yang mengambil
ide cerita dari riwayat hidup Ken Arok dan berdirinya Singosari. Untuk itu pada
kesempatan kali ini Kumpulan Sejarah akan
menyajikan informasi selengkapnya mengenai Sejarah Kerajaan Singosari yang
pastinya akan dapat menambah wawasan Sobat semua.
Kerajaan Singosari (1222-1293) adalah salah
satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222.
Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari Kerajaan Tumapel, yang dikuasai oleh
seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah
Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan
Singosari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Timur,
terutama setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di
dekat Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singosari mencapai puncak
kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar
Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.
Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singosari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singosari adalah Kertanegara.Ken Arok
Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singosari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singosari adalah Kertanegara.Ken Arok
Sumber
Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singosari berasal dari:
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singosari berasal dari:
- Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja
Singasari.
- Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja
Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan raja-raja
Singasari.
- Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
Kehidupan Politik
Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.
Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung).
Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.
Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung).
Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (1227-1248 M), Anusapati tidak melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka menyabung ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di Gedong Jiwa (tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung Anusapati hingga ia meninggal.
Raja Tohjaya Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka.
Untuk menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya mengirim pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni, maka ia berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan Singasari.
Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri JayaWisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja, Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama Kertanegara menjadi seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggal dunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan Singasari), tahta Kerajaan Singasari beralih kepada Kertanegara.
Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja terkemuka dan raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani. Setelah keadaaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah ke luar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari.
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut.
a.Kebijakan dalam negeri
1. Pergantian
pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.
2. Memelihara
keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan kerukunan dan
politik yang stabil.
b.Kebijakan Luar Negeri
1. Menggalang
persatuan 'Nusantara' dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke Kerajaan
Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.
2. Menggalang
kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan dengan kerajaan
Campa.
Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut,
di satu sisi Kertanegara berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan
memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lain muncul beberapa ancaman yang
justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari
tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau mengakui
kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi. Dari dalam
adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan
Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya. Kertanegara
terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri.
Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi
sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai
Jina (Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman
Anda, tentang candi Singosari tempat Kertanegari di muliakan,KEHIDUPAN EKONOMI
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai s
0 komentar:
Posting Komentar